21 October 2007

Sinetron "Para Pencari Tuhan" Behind the Scenario


Beberapa rekan penulis bertanya kepada saya, bagaimana dan dari mana saya bisa menuliskan adegan dan dialog-dialog yang, menurut mereka, kuat dan memorable dalam serial "Para Pencari Tuhan". Dengan bercanda saya jawab, "Ya harus bisa, dong. Saya kan penulis." Saya buru-buru minta maaf karena ternyata mereka serius dengan pertanyaan itu. Saya terpaksa mengingat-ingat kembali, bagaimana semuanya itu tertulis di dalam komputer saya. Sebagian besar saya sudah lupa prosesnya, tapi sebagian lagi saya masih ingat.


Untuk pemilihan tema dan topik, biasanya merupakan hasil diskusi dengan tim kreatif saya (Bang Diding Jacob, HAMBA, Kang Arief, Albert Hakim, Farrel M. Rizqy, Amiruddin Olland, dan Veronica Grensilia), sebagian lagi dari diskusi informal dengan istri, teman, supir taksi, atau kru sinetron, yang bukan bagian dari tim kreatif, sebagian lagi hasil diskusi dengan diri saya sendiri.

Misalnya, pada episode yang memunculkan tokoh Asrul untuk pertama kalinya. Tokoh ini cukup terpelajar tapi tidak trampil mencari uang hingga kesarjanaannya hanya menghasilkan ijazah, bukan uang. Untuk menggambarkan betapa miskinnya tokoh ini, ada beberapa pilihan: banyak hutang, menjadi peminta-minta, atau dilanda kelaparan yang amat sangat. Pilihan-pilihan tersebut menurut saya sangat klise dan tidak menyengat. Lalu, saya tanya, jika kalian jadi orang miskin yang jobless dan nggak punya apa-apa lagi, mau jual apa? Ada yang jawab, jual anak. Menarik, tapi terlalu kejam. Tim kreatif saya mulai capek dan kesal, lalu ada yang nyeletuk, "Jual genteng aja." Saya langsung pilih itu. Maka, jadilah tokoh Asrul yang sudah frustrasi itu menjual dua potong genteng rumahnya sendiri untuk makan keluarganya. Pada momen ini, saya menemukan bahwa tokoh Asrul adalah orang yang tidak kreatif dan cenderung bersikap ekstrim. Logis jika kemudian dia (pada beberapa episode berikutnya) makin ngawur dan menjual imannya demi uang beberapa ratus ribu rupiah saja. Saya melihat tokoh Asrul belum sampai pada titik didih tertingginya dalam menghadapi kemiskinannya. Maka, di episode Nuzulul Qur'an (eps 17), saya arahkan tokoh ini untuk menawari istrinya bercerai dan mencari suami yang lebih baik. Sang istri yang solekhah itu menjawab sambil mengangkat Qur'annya, "Kalau saya tidak berpegang pada kitab ini, sudah saya tinggalkan abang, anak-anak, dan rumah buruk ini."

Tokoh Asrul menjadi kian frustrasi dan menganggap Allah hanya ingin mempermainkan dan mempermalukannya saja hingga terlontarlah ucapan, "Apakah Tuhan telah hilang? Laa illah!" Selebihnya adalah permainan dialektika yang saya sandarkan pada jawaban-jawaban Al Qur'an untuk merespon "gugatan" Asrul kepada Allah, yang diwakili oleh tokoh Bang Jack. Ia antara lain menjawab, "Tuhan tidak pernah hilang. Kitalah yang terpejam. Mata hati kita yang terpejam." Sebuah paksaan untuk melakukan introspeksi.

Ada pula plot menarik yang dipicu oleh keisengan, yakni plot Hansip menemukan bayi. Kami sedang iseng berencana "menjebloskan" Udin sang Hansip ke dalam situasi serius. Berhubung dia hobi mencari peruntungan di jalanan dengan berharap menemukan uang jatuh, maka langsung saja terlontar sebuah ide: Udin menemukan bayi. Muncul pertanyaan, bayi itu kemudian mau kita apakan? Tak butuh waktu lama untuk berpikir ... pasangan Ustadz Ferry dan Haifa yang belum dikaruniai anak. Ini akan menawarkan plot tambahan yang menarik di episode-episode mendatang. Namun, momen penemuan bayi itu belum punya dialog yang bisa memperkuat atau memperlucu kesan yang ditimbulkan. Kami sudah punya adegannya, yaitu Hansip disidang oleh pengurus RW ihwal penemuan bayi itu. Alih-alih dipuji, sang Hansip malah seperti dipojokkan karena seharusnya dia tidak lewat jalan itu. Amir, anggota tim kreatif saya, punya jawaban lucu untuk sang Hansip, "Biasanya juga nggak nemu bayi!" Inilah dialog yang saya butuhan. Sederhana kalimatnya, tapi aneh pijakan berpikirnya. Hehehe ....

Tokoh Bonte merupakan ketidaksengajaan ketika "harus" diperpanjang episodenya. Awalnya saya hanya ingin menampilkannya satu episode saja untuk memberi efek tekanan emosional kepada tokoh Asrul dan Hansip dengan ledekannya "Cieee, ciee, cieee." Ternyata, banyak penonton yang menyukai tokoh Bonte. Ya sudahlah, kami perpanjang saja kemunculannya menjadi beberapa episode.

Salah satu plot yang menjadi favorit saya dalam serial "Para Pencari Tuhan" adalah percintaan tokoh Aya dan Azzam. Mereka adalah dua orang yang saling mencintai. Jika mereka berpacaran dengan penuh kasih sayang dan saling pengertian, maka saya akan sangat bosan menulisnya dan mungkin plot mereka hanya bertahan dua-tiga episode saja. Saya harus mendapatkan formula tertentu yang membuat hubungan mereka menjadi unik dan tidak membosankan, khususnya untuk saya sendiri. Apa yang bisa menyatukan mereka? Cinta? Semua orang berpikiran seperti itu dan tidak unik lagi. Hingga suatu saat, tak sengaja saya melihat foto Presiden Cuba, Fidel Castro, di sebuah majalah bekas. Castro adalah musuh bebuyutan para presiden Amerika, begitu pula sebaliknya. Kedua pihak senantiasa bertemu dalam konflik-konflik yang seakan tak berujung. Mereka dipertemukan, bersilaturakhim secara buruk, melalui kebencian, dari jaman ke jaman. Mereka saling serang, saling provokasi, saling benci, dan saling terobsesi. Tak penting lagi siapa yang akan muncul sebagai pemenang, tapi kisah Castro dan para presiden Amerika selalu menarik untuk dinikmati. Lalu, saya teringat pada PR saya tentang plot Aya dan Azzam.

Begitulah ... kedua tokoh dalam "Para Pencari Tuhan" ini tampil sebagai dua pecinta yang selalu bertemu untuk saling menyerang, saling menyakiti. Aya dan Azzam dipersatukan bukan oleh cinta, melainkan oleh kebutuhan untuk membenci. Mereka adalah dua pecinta yang berpacaran dengan cara yang aneh. Wawasan agama, kekuatan kepribadian, dan intelektual merekalah yang kemudian membuat hubungan itu menjadi "indah". Sesekali tokoh Aya harus menampar Azzam yang kurang ajar, itu hanyalah alternatif kontak fisik untuk menggantikan adegan berciuman, yang tidak mungkin saya tulis di dalam sinetron-sinetron saya. Level agama dan intelektual yang sama dari kedua tokoh ini membuat mereka seimbang dalam perang dialog. Suatu saat Azzam menang, di saat lain Aya di atas angin. Kalaupun Aya harus membuka rahasia kecil hatinya dengan menangis, dia harus menangis dengan sangat indah. Dia kalah dengan kecantikan yang bertambah. Dalam konsep kreatif saya, tokoh-tokoh pria boleh tunggang-langgang berkubang lumpur porak-poranda dan menjadi sangat jelek, tapi tokoh-tokoh perempuannya harus tetap indah meski terpuruk sama dalamnya.

Menjelang episode-episode terakhir, saya berpikir keras mencarikan cara bagi tokoh Azzam untuk melakukan "pukulan telak" kepada Aya, yang sulit sekali ditaklukkan. Kedua tokoh ini terlanjur kuat dan nyaris sulit saya kendalikan. Jika tokoh Aya dan Azzam tak bisa dikendalikan lagi, maka saya sebagai penulis skenarionya akan tampak sangat tolol. Lewat tengah malam saya pulang kantor dengan tubuh letih dan pikiran kusut. Plot Aya dan Azzam macet dan terancam hambar justru di episode terakhir. Saya tahu, hanya butuh satu dialog kuat untuk mengakhiri plot mereka dengan manis hingga Aya mau mengalah. Tapi, dialog itu sedang jual mahal. Makin dicari, makin ngumpet. Saya jengkel sendiri dan menyandarkan jidat ke kaca jendela taksi dan berpikir iseng. Selama beberapa episode, Aya sudah banyak menangis. "Kalo dikumpulin, mungkin dapet seember. Bisa buat mandi." Saya tersenyum sendiri oleh bersitan dialog itu. Ini lucu, tapi lebih tepat diucapkan oleh tokoh Udin (Hansip). Bukan Azzam. Azzam lebih elegan, lebih berpendidikan, lebih beragama. Jika melihat airmata sebanyak itu, tentunya dia tidak berpikir hanya tentang "mandi". Dia akan berpikir tentang hal lain yang lebih "berarti". Menyiram kembang? Memberi minum anjing kehausan? Berwudlu?

Saya tersentak dan buru-buru menyuruh sopir taksi menghentikan mobil. Dengan perasaan heboh, saya tulis di buku catatan saya dialog terakhir untuk Azzam , yang akan menunjukkan kepada Aya bahwa Azzam sudah melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menebus kesalahannya. Tidak layak lagi jika Aya belum mau memaafkan dan melupakan. Maka, dialog itu adalah, "Apalagi yang bisa kulakukan untuk memuaskanmu? Jika syariat membolehkan, akan kupakai airmatamu untuk berwudlu."

Malam itu saya bisa tidur nyenyak dan keesokan harinya selesailah skenario "Para Pencari Tuhan" episode terakhir. Ternyata, belum benar-benar berakhir. Tokoh Bang Jack jadi masalah. Bagaimanapun, Bang Jack adalah tokoh utama. Dialah yang harus mengakhiri serial ini dan saya sudah memutuskan untuk menghindari "a total happy end". Pertemuan harus diakhiri dengan perpisahan, cerita harus dikembalikan kepada plot utama: Bang Jack dan ketiga muridnya yang mantan narapidana itu: Chelsea, Barong, dan Juki. Maka, Chelsea dijemput oleh utusan mantan istrinya untuk datang dan mendengarkan sebuah keputusan penting. Barong dikabari oleh Linda tentang abangnya yang ditembak polisi. Ia harus pergi menjenguknya ke rumah sakit. Hanya Juki yang berakhir lebih menyenangkan. Dia dipanggil pulang oleh emaknya yang sudah bisa menerimanya. Kepergian ketiga orang ini, bagi Bang Jack, menimbulkan rasa gamang. Ketidakpastian. Akankah mereka kembali setelah menemukan hal yang lebih "berarti" di luar sana? Mana pula seharian tadi mereka ngambek karena Bang Jack, yang sudah dianggap sebagai aba, tak bisa menyediakan hidangan khas lebaran seperti di keluarga normal. Bang Jack tertinggal seorang diri di mushola kecilnya, menata makanan yang sudah seharian tadi diimpikan dan diributkan oleh ketiga muridnya. Lalu lelaki tua itu melangkah ke teras memandang langit malam dan bergumam, "Anak-anak gue pulang nggak, ya?" Deddy Mizwar menambahkan alunan takbir dan membuat ending itu terasa meresap dan syahdu.

It's a wrap! Alhamdulillah ....

Seminggu telah berlalu dari episode terakhir, saya harus mulai menulis sekuel "Para Pencari Tuhan 2". Deg-degan sih, tapi dengan "bismillah" saya harap bisa menyelesaikannya dengan baik. Insya Allah.

48 comments:

Anonymous said...

salam kenal,...saya nyaris tidak ketinggalan menonton sinetron PPT...ide cerita yang sederhana namun menggugah...hebat!!!...dari sekian sinetron yang sedag rajin saya toton,(sebagai proses menjadi insan menghargai karya orang)...PPT inilah yang begitu menggugah...seperti nyata...saya doakan terus...karya anda makin mantap...salam

Wahyu HS said...

Salam kenal juga en thanx for your support.

hammad riyadi said...

Salam.
Bang Wahyu, saya punya cerita khusus buat abang perihal PPT. Sehari setelah lebaran, kakak ipar saya bersilaturrahmi ke rumah. Celaka duabelas, dia kepagian nyampe di kota saya. Pikirnya, akan tiba jam 7 pagi, nggak tahunya nyampe jam 3 pagi. Karena nggak mau mengganggu saya di pagi sebuta itu, dia beristirahat di tempat wisata dekat rumah saya. "Aku muter-muter cari masjid sepanjang jalan tadi," ceritanya setiba di rumah. "Tapi nggak ketemu-ketemu. Yang ada cuma musala. Ya sudah, istirahat di musala bang jack!" Kontan saya tertawa. Bukan semata-mata karena teringat betapa menghiburnya sinekuis PPT, tapi juga betapa "kenanya" tanyangan itu di masyarakat. Asal tahu aja bang, ipar saya bukan penikmat film yang suntuk. Dia karyawan swasta yang sukanya cuma bola. Selain itu, kalo nonton teve, paling-paling kalo ada berita heboh di Indonesia. Jadi, walah-walah, PPT benar-benar.. benar-benar! Tapi, saya punya satu pengandaian buat PPT: Apa jadinya PPT tanpa abah deddy mizwar? Sedahsyat inikah? AADC versi film luarbiasa. Dengan penulis skenario yang sama (Jujur Prananto--manusia langka yang saya takzimi selain bang wahyu hs dan musfar yasin), AADC versi sinetron tidak ingarbingar! Gregetnya ilang. Semoga PPT tidak terjangkrit sindrom itu. Apapun, saya tetap salut, saya angkat topi, saya optimis PPT 2 tetap terlalu hebat untuk diejek dengan "cie-cie-cie..."

Wahyu HS said...

hehehe ... apa jadinya PPT tanpa abah deddy mizwar? jelas beda. mungkin kita akan menemukan tokoh bang jack sebagai orang bertubuh kurus, kecil, dan mungkin ngomong jawa atau madura.

Anonymous said...

Dua tahun tidak menulis blog, tiba-tiba Pak Wahyu buat tulisan tentang PPT, karya yang bukan cuma mewarnai namun akan menjadi catatan sejarah kesuksesan da'wah melalui televisi. Hari ini, PPT siaran ulang telah berakhir. PPT jilid 2 menjadi yang ditunggu-tunggu.

Usul, PPT punya blog juga, tapi yang komersil/non-gratisan, lalu ada cuplikan video adegan-adegan puncaknya. Dengan begitu, yang tidak sempat nonton di jadwalnya pun bisa paham jalan ceritanya, atau setidaknya pernah lihat akting tokohnya.

Kalau mau, saya bisa bantu.
Salam,

Wahyu HS said...

Kebetulan, Citra Sinema sedang merancang websitenya, jadi mari kita tunggu hasilnya.

PPT 2? Insya Allah ada.

Anonymous said...

akhirnya berubah juga blognya... photonya mana mas? ngga narsis kok, kalau cuman nempeliin photo mah.
dialog scene PPT yang dahsyat menurut saya, saat aya dikatain "seperti sapi betina", orang banyak mengenal kata itu dari al'quran tapi tidak menyangka akan masuk dialog.
sekian kali Ramadhan saya sempat frustasi kalau nonton tayangan televisi saat santap sahur, makan rasanya hambar, seperti tayangan yang saya liat saat itu. paling banter Metro lah...
tapi dengan hadirnya PPT rasanya Aya ada disisi saya menemani saya makan.
mas wahyu kalau boleh saya pengen berguru, gimana caranya? serius ini mah.
-beng2-

Wahyu HS said...

bukan masalah narsis, tapi demi kenyamanan kita bersama. mendingan ngeliatin foto bayi (keponakanku). aku pun demikian. ha!

Anonymous said...

Kesan saya waktu pertama kali ketemu mas Wahyu di kantor Citra Sinema adalah anggapan bahwa mas Wahyu orangnya ga' pernah serius. Tapi ternyata dugaan saya salah besar, buktinya hasil oret-oretan Beliau yang dituangkan kedalam sebuah skenario merupakan karya besar yang jauh dari kesan tidak serius.
Senang rasanya ketika saya menghadiahkan Beliau buku-buku dari kantor saya (secara saya kerja di penerbitan /PENA)yang semuanya diterima dengan penuh suka cita (saya melihatnya seperti itu).
Semoga PPT 2 bisa lebih sukses dari PPT 1 & semoga buku2 PENA bisa memberikan nilai lebih dari cerita cantik yang ditulis mas Wahyu... Bravo Wahyu HS.

Wahyu HS said...

ada juga yang bilang, saya orangnya sombong dan nyebelin. mungkin tergantung habis makan apa, ya? ha!
anyway, makasih banyak buku-bukunya, lho. aku lagi ngabisin buku-buku hadiah dari PENA, yaitu "hikmah dari langit" (ust. yusuf mansyur) dan "hadits qudsi". betah bacanya, selain keren isinya, disain bukunya pun bagus dan dijilid kuat. bravo juga buat PENA, semoga terus menghasilkan buku-buku Islami yang dahsyat, apalagi tim redaksinya orang-orang muda. nggak jauh beda sama umurku, kaaaan?

Andhien Pink said...

Saya, Mama, Teman2 Mama n Teman2 saya dll, sangat suka dengan sinetron ini
Selain untuk hiburan, dapat menghilangkan jenuh juga
Saya dukung banget adanya PPt 2
semoGa SaYa Bisa Ikut Lagi di PPT2
Trims 4 Mas Wahyu
by Andhien Pink

Wahyu HS said...

eeeh ... baru baca. sorryy ... ternyata ada pink. salam juga buat keluargamu. ;)

Anonymous said...

Thank's so much 4 ur any sweet moments in PPT stories. i proud to beside u, i like ur any jokes, i love ur advisements. it'll be great stories moment.

with proudly i'll wait PPT 2!

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
okiaryono said...

Aslmkm.Akhirnya nemu juga penulis Mat Angin, PPT, Lorong Waktu.Barakallah fikum.Smg Allah berkahi Bang Wahyu, Bang Deddy Mizwar & Citra Sinema.Saya fans berat karya2 Citra Sinema.Bahkan saya sekeluarga nunggu2 kelanjutan Mat Angin.Episode terakhirnya (kalo ga salah) kan adegan kerusuhan, penjarahan pupuk oleh warga & pendarahan istri Mat Angin yg lg hamil itu.Bang Wahyu ada email?Yahoo atau Gmail?Salam kenal.

Wahyu HS said...

salam kenal juga. serial "mat angin" memang sudah ditamatkan di episode tersebut. hehehe ... masih inget aja. salam juga buat keluarga di rumah.

ini email saya: tidurmiring@gmail.com

wassalam.

Anonymous said...

assalamu Alaiku WR. Wb
sintron macam PPT ini yang perlu diperbanyak di TV, banyak diambil himahnya.

Anonymous said...

PPT memang TOP...aku buat cerita PPT Draftnya juga, silakan berkunjung..

Anonymous said...

PPT jilid 2 versi Juki jadi orang kantoran....??masih DRAFT sih...ada ceritanya tuh.smoga berkah buat semua

akhsa said...

salam kenal bang,saya penggila ppt nich,tapi terus terang saya bingung dan agak bosan dgn percintaan aya dan azam bang,saya terbahak2x kalau melihat bonte,udin,tora sudiro dankeluarga pak ustad yang dulu,suami takut istri,lucu bang,bisa buat pelajaran bagi pasangan suami istri,tapi sekarang jarang muncul ya bang,munculin lagi yang lucu2x kyk dulu bang wahyu,oke?sukses selalu bang

Unknown said...

Salam kenal, Mas Wahyu.

Saya hanya bisa menikmati tayangan PPT (jilid 2) karya anda dengan segenap kekaguman akan kedalaman script-nya. Jangankan plot, adegan pun hampir tidak ada yang mubasir! Selalu saja ada pesan yang terkandung, terutama kalau kita mau untuk sedikit menertawakan diri sendiri.

Saya tidak akan berkomentar terhadap banyaknya 'pesan'-pesan' yang, untuk PPT jilid 2 ini, banyak menyembul dimana-mana karena memang kita hidup di era konsumerisme sehingga terkadang kompromi terbaik pun berarti 'harus mengalah'.

Sekarang, menjadi tantangan tersendiri bagi Mas Wahyu untuk dapat 'mengakhiri' PPT selayaknya sebuah karya yang pantas dikenang dalam sejarah drama pertelevisian era 2000an. Yang pasti, adalah mustahil untuk dapat memuaskan harapan semua orang :)

Sukses ya, Mas..

Salam,

Tomi Satryatomo said...

Thanks for sharing your creativity process. It's awesome.

Tak heran bang Deddy kesulitan mencari penulis naskah yang lebih banyak, karena memang yang punya kualitas seperti anda pasti sedikit.

Sudah sejak tahun lalu saya meminta bang Deddy membuatkan sinetron bagi Astro Oasis. Ia sudah sempat memunculkan dua gagasan, tapi akhirnya menyerah karena kekurangan penulis.

Sambil menunggu, saya meminta rumah produksi lainnya untuk melakukannya bagi kami. Mereka sudah bekerja ekstra keras untuk mewujudkan apa yang kami bayangkan sebagai sebuah sinetron Islami, tapi pada akhirnya sinetron adalah produk kreatif, yang sangat tergantung pada kualitas, pemahaman dan pandangan orang-orang yang terlibat dibaliknya, mulai dari penulis naskah, sutradara, hingga para talents serta kru produksi.

Salam untuk bang Deddy. Tolong bilang, kami masih menunggu...

Salam,
--
TS

Mastok said...

Mas Wahyu, salam kenal. Saya termasuk penggemar PPT mulai dari yg jilid 1 dan 2.
ada pertanyaan : 1> Istrinya pak Jalal koq sdh ndak muncul lagi ya ?
2> Bgmn ttg keluarganya udin? kayaknya menarik tuh utk ditampilkan.

salam & sukses selalu ya..

Anonymous said...

Mas Wahyu,

Saya dan suami sampai berusaha keras menahan air mata (dan gagal) saat menyaksikan pesan Bang Asrul kepada anak2nya.

Subhanallah.

Salut buat PPT.

Salam,
Nadiah Alwi

mashoedah said...

Assalamualikum,
salam kenal, buat saya dan keluarga haram hukumnya nonton sinetron, tetapi kehadiran PPT1 dan PPT2 menjadi perkecualian bagi keluarga kami.
Mas wahyu sekarang kami sudah menonton episode PPT2 dimana ada kehadiran TORA sebagai BAHA', pertanyaan dan penasaran saya bagi mas Wahyu dan Tim : Bagaimana cara bertobat untuk seorang pemabuk dan BERTATO SEPERTI BAHA' (Tora Sudiro). Karena Mungkin banyak saudara kita yang bertato sedang menonton PPT2, harapan jawaban pastilah ada di kepala mereka.

Wasssalam.

akhsa said...

ustadku yang cuantiiiiik tenan.., kemana dikau tidak muncul?kerinduanku pada dirimu bu

dedyriyadi said...

Mas Wahyu HS,
saya dan teman-teman sedang menggodok sebuah workshop penulisan kreatif, rencananya komunitas kami akan bekerjasama dengan sebuah harian umum nasional. Saya ada berpikir jika dalam workshop itu ditampilkan Mas Wahyu untuk materi naskah film/sinetron. Apakah kira-kira Mas Wahyu bersedia?

Jika bersedia, boleh saya hubungi di mana? YM saya dedy_tri_r@yahoo.com, no hp saya 08886131252
Terimakasih ...

#SharingKafika said...

Assalamualaykum...

Salam kenal, saya merasa beruntung bisa ktemu ling blog penulis skenario PPT dan PPT jilid 2...

Saat ini saya sedang menyusun skripsi mengenai PPT jilid 2 yg diangkat dari sudut pandang motif menonton sinetron ini.

Saya membutuhkan beebrapa data mengenai profil sinetron PPT 2, rating dan share-nya, sasaran penonton dan profile dari production house nya sendiri.

Saya minta link nya pak...

bisa menghubungi sapa ya???


Regards
Fendricca, Mahasiswa Fikom Unpad
Email: fendricca@yahoo.com

Nur Butik said...

mas.. sumpah !! seru banget ternyata ngebaca proses kreatif nya :) maauuuuu.. hiks,, doakan agar bisa jadi penulis skenario untuk film2 bermutu :)

asas said...

salam

saya dari malaysia..amat terpesona dengan tulisan,kreativiti dan jalan cerita PPT yang pada saya amat menarik..berkesan dengan setiap watak yang di tampilkan punya kekuatan sendiri...barisan pelakon juga sangat2 hebat dari pak deddy & co...

pada bapak...sila teruskan berkarya..saya doakan bapak terus dalam peliharaan Allah dan mendapat kesejahteraan selalu..amin

Dadang said...

Dadang said...

Ass.Wr.Wb,
Bang Wahyu HS,sebelumnya saya mohon maaf, apabila tulisan saya ini lancang, saya punya saran, bagaimana seandainya ketiga anak asuh Bang jack, kembali lagi kepadanya, mereka berusaha untuk mengembangkan Usaha Tanaman Hiasnya,
Caranya :
Kontrak kerja dengan Perusahhan
Swasta. BUMN/BUMD, ATAU Instansi
Pemerintah.
Dengan Sistim Sewa Menyewa Tanaman.
dengan Waktu kontrak : 6 Bulan atau 1 Tahun dan bisa diperpanjang lagi.
Tanaman yang disewakan, setiap satu minggu sekali diganti dengan tanaman yang sehat dan segar, yang lama diambil lagi untuk dirawat oleh Sun Flowers milik Bang Jack dkk. Continue sampai masa kontraknya.
Saya sangat senang sekali apabila Bang Wahyu, Dan keluarga besar PPT dapat menerima saran picisan saya ini.
Semoga Sukses dan jaya terus PPT.
Wassalam, Dadang Simeut.
Monday, December 20, 2010 1:02:00 AM

Dadang said...

Ass.Wr.Wb, Bang maaf saya nyelonong lagi, boleh saya bertanya?, boleh ya, sekarang Bang Wahyu, rencananya menggarap apa lagi sama Bang H.Deddy?
atawa lagi jalan garapanya?, saya pingin sekali menontonnya lagi. Sukses selalu buat Bang Wahyu dkk.
Wassalam.

Dadang said...

Ass.Wr.Wb, Bang sekarang rencana garapan apalagi sama Bang Deddy, atau lagi jalan ?

anik triyani said...

assalamualaikum, saya anik..
saya salah satu penggemar PPT.
saya berminat untuk meneliti sinetron ini sebagai skripsi saya.
kalau boleh, saya mohon bantuannya kepada Anda untuk menjadi narasumber saya. terimakasih

Dhisanofa said...

assalamualaikum...
maph saya mau nanya...dialog antara aya dan azam pada saat di dalam mobil...itu bagaimana ya dialog nya???pokonya aya menyebutkan salah satu surat dan ayat al-qur'an sehingga membuat azam tersenyum...kalo tidak salah pada saat itu azam bertanya pada aya apakah dia marah...lalu aya menjawabnya dengan menyebutkan surat dan ayat dalam al-qur'an...yang ingin saya tanyakan surat apa dan ayat berapa yah????
saya lupa dialog itu ada di jilid berapa n episode ke berapa...mohon di bales ya...

caca said...

Saya selalu mengikuti PPT samapai skarang PPT6.
Terimakasih telah membuat saya dan teman sekosan tersenyum saat sahur, dan membuat fb n  bbm ramai dengan kutipan dialog PPT :)

caca said...

Saya selalu mengikuti PPT samapai skarang PPT6.
Terimakasih telah membuat saya dan teman sekosan tersenyum saat sahur, dan membuat fb n  bbm ramai dengan kutipan dialog PPT :)

step forward said...
This comment has been removed by the author.
step forward said...

bolehkah saya mendapatkan dialog/skenario PPT? saya mohon... dialog tersebut sangat menginspirasi dan penuh makna... sbg suri tauladan... mohon dengan sangat dikirim ke rinipratiwi86@gmail.com
terimakasih, jazakallah...

Abu Dastan said...

bang saya termasuk orag yang lebih suka dialog film ketimbnag visualisasinya. saya berharap bisa ikut andil dalam tim skenario abang. makasih. email sy kundrat.kanda@gmail.com

Abu Dastan said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

salam
selamat menempuh hidup baru semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warohmah

coretan lusuh said...
This comment has been removed by the author.
coretan lusuh said...

kenal dgn mba Rahmi ga bang?

coretan lusuh said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

PPT menjawab semua rasa gelisahku

Anonymous said...

Mas Wahyu mungkin perlu penjelasan kenapa Kalila menolak lamaran Domino. Kita belum tahu apakah Kalila menerima lamaran Azmi. Cuma jika di terima ini sedikit aneh karena rentan waktunya sangat singkat dimana Domino dalam keadaan 'syok'. Atau memang di biarkan saja kondisinya seperti itu sama halnya dengan kondisi ncingnya Bang Jack. Ya semuanya kembali ke mas Wahyu cuma pertimbangan untuk rentan waktu dalam proses pernikahan juga di perhitungkan dalam Islam kecuali dalam keadaan darurat misalnya perang. Nah ini khan kondisinya normal hanya karena Babenya Azmi ngebet pingin nikag dengan Bu Dewi. Dari segi emosi sudah sangat terwakili namun ada sisi yang yang mungkin sekali ini mesti di menangkan entah bagaimana caranya itu strateginya Mas Wahyu yang memenangkan pihak Bang Jack. Well done Mas Wahyu untuk PPT dari Jilid 1 sampa dengan Jilid 10 Episode 25 hari ini....(y)

Anonymous said...

Sands Casino Resort | Vegas Strip - Septcasino
Sands Casino Resort offers a premier gaming experience in Las Vegas. Enjoy slots, table games, and live entertainment worrione at one of the most prestigious hotels septcasino on the 제왕카지노 Las